Wet Traveler – A Story that born from faith

“Apa impian kamu yang belum tercapai?”

“Hmmm… pengen punya program sendiri.”

Pasti itu jawabanku.

Mungkin sudah 4, atau 5 tahun.. ah aku lupa tepatnya. Tapi aku tahu kalau dari dulu pengen banget punya prgram traveling sendiri. Program yang mulai dari konsep, konten sampai semuanya dibikin sendiri. Bukannya nggak suka dengan program televisi yang waktu itu dijalani, tetep bersyukur bisa dapat pekerjaan nggak dibelakan meja hehe.. Banyak pelajaran yang didapat dari sekian tahun bergabung sebagai host. Tapi tetap keinginan untuk membuat program sendiri itu nggak pernah benar-benar hilang. Malah makin kuat.

Tapi aku nggak tahu bagaimana caranya.

Semua berlanjut hingga 2014. Kontrak dengan Trekker berakhir dan program tidak diproduksi kembali. Sementara itu, undangan untuk traveling terus berdatangan. Undangan untuk menuliskan pengalaman. Kali ini aku lepas dari ikatan tv. Β Dan hei… beda banget rasanya traveling saat suting untuk program tv dan traveling tanpa dikejar-kejar kamera dan disuruh mikirin kalimat yang harus diucapkan saat oncam. Semua terasa mengalir. Aku jadi memperhatikan detil. Aku jadi lebih ‘merasakan’.. hmm sepertinya ini yang harus ditunjukkan.. rasa, dan bukan hanya sekedar fakta.

Akhirnya kami membuat satu konsep. Aku dan partnerku, Pinneng, dengan bantuan Motulz, membuat satu konsep untuk membuat satu acara traveling. Acara yang bisa ditonton DIMANA SAJA dan KAPAN SAJA. Lahirlah webseries WET TRAVELER.

Karena keinginan yang kuat, tanpa didukung modal besar, akhirnya memaksa kami memproduksi semuanya sendiri. Riset, membuat jalan cerita, proses syuting di lapangan, hosting (well, kita nggak ada yang bicara ke kamera sih sebenarnya hehehe), hingga post production. Hingga akhirnya kami jalan bareng simPATI

Hasilnya? seperti yang bisa kamu saksikan ini πŸ™‚

2 Replies to “Wet Traveler – A Story that born from faith”

Leave a Reply