6 things to do in Mentawai for non-surfer

Mentawai Surfing

Pasti deh kata itu yang langsung terpikir ya kalau denger kata Mentawai. Padahal nih ya, nggak selamanya di Mentawai itu kegiatannya kudu surfing belaka. Buktinya waktu terakhir gue kesana, cuma sempet surfng 3 kali doang gara-gara nggak ada ombak. Trus jadinya ngapain aja?

_MPS9221

• Sun Bathing

Mentawai punya pantai-pantai yang super indah. Pulau Awera yang gue kunjungi kemarin itu pasirnya super putih dan airnya bening. Seger banget deh untuk nyelup-nyelup imut sambil foto-foto. Jangan lupa pakai pelindung yaaa.. maksudnya pakai sunscreen dan kacamata hitam biar makin heiiits.

GOPR7117-1

• Snorkling

Kata siapa Mentawai cuma punya ombak. Nih gue dah buktiin sendiri kalau spot snorklingnya juga oke. Yang harus diperhatikan adalah arusnya, karena memang dengan ombak-ombaknya yang besar, beberapa spot lumayan berarus. Lumayan buat latihan otot paha.

_MPS9005-1

 

• Membaca

Taruh gadget kamu, dan nikmati ‘me time’ dengan membaca di hammock yang bisa dipasang dimanapun. Akhirnya buku yang udah dibeli bulan lalu bisa dibaca juga heheh.. jangan lupa juga bawa Ocean Melody mu 😀

_MPS9019-1

• Yoga

Sekarang ini udah banyak temen-temen yang nyari lokasi alami untuk beryoga di alam terbuka, selingan yang menyenangkan untuk yang biasanya yoga di indoor. Rasanya lebih menyatu dengan alam. Kebayang nggak tuh waktu lagi pernapasan mejemin mata, kulit terbelai angin sepoi-sepoi dan telinga dimanjakan dengan suara deburan air. Damai.

GOPR6975-1

• Mancing

Siap-siap deh bawa joran, atau paling nggak benang pancing dan kailnya. Lumayan kan kalau bisa makan malam dengan hasil jerih payah sendiri 😀

_MPS9071-1

GOPR6997-1

• Kuliner lokal

Semakin aneh semakin seru. Kemarin gue sempet melihat pembuatan Cubet, makanan lokal yang katanya sih udah semakin jarang ditemukan. Pembuatannya cukup sederhana :

  • Pisang dan tales dikupas dan direbus hingga lunak.
  • Setelah itu keduanya diulek dengan ulekan guedeee yang terbuat dari kayu atau batang kelapa yang disebut lulak.
  • Untuk memberikan rasa gurih ditambahkan parutan daging kelapa, ditempelkan ke seluruh badan cubet yang telah dibentuk menjadi bola-bola kecil.

Katanya sih dinikmati dengan gulai juga enak loh, tapi kemarin gue hanya menikmatinya dengan segelas kopi hangat, dan matahari terbenam yang super indah 🙂

Thanks to Villa Toska yang udah ngundang kita main-main kesana

All pic from @pinneng

more info ttg lokasi ini cek aja IG @binu_octa

Why I Wrote Ocean Melody

Screen Shot 2014-11-15 at 11.09.24 AM

Selama masa pengerjaan buku ini, rasanya memang gue nggak banyak cerita-cerita ke teman-teman surfing. Tiba-tiba gue mengundang mereka untuk lauching buku dan komentarnya “Gila, nulis buku kan lama, rajin amat ya lo..”

Kalau dipikir-pikir, memang apa yang coba gue bagikan di dalam buku ini bukan hal yang umum dialami  oleh semua orang. Berapa persen sih surfer di Indonesia? Berapa banyak sih yang ngerti atau tertarik mengenai seluk beluk surfing? Nggak semua provinsi memiliki ombak yang bisa dipakai surfing juga, makanya nggak aneh kalau gue sering menerima pertanyaan dari orang-orang : “Surfing ya? Pasti sering ke Bali dooong.”

Nggak salah juga siih, tapi lama kelamaan komentar itu membuat gue gemes. Kesannya surfing di Indonesia cuma di Bali aja, padahal gue mengalami banyak banget saat-saat menyenangkan ketika surfing di lokasi-lokasi yang emang kalah beken dibanding Bali. Namanya banyak yang ajaib, yang kalau disebutkan mirip-mirip nama makanan juga banyak.

Pokoknya karena ngerasa sayang kalau surfing Indonesia kurang diketahui bangsa sendiri, sementara turis-turis udah melanglang buana ke pelosok-pelosok negri ini, gue dengan semangat menggebu-gebu bikin blog, selain supaya nggak lupa pernah kemana aja (gue pelupa berat), juga pengen share ke temen-temen biar mengenal lokasi-lokasi bernama ajaib itu.

Setelah sekian lama, tanpa disangka-sangka Gagasmedia ( penerbit buku gue ) nawarin gue untuk bikin buku. Menurut mereka, topik yang gue bahas itu unik, dan kalau dipikir-pikir, memang belum ada cerita traveling khusus surfing yang terbit di Indonesia. Tanpa basa-basi gue langsung terbang menyambut tawaran itu, padahal nggak kebayang juga gimana nanti prosesnya. Gue pengen predikat negara dengan ombak terbaik di dunia itu juga paling nggak diketahui oleh bangsa Indonesia sendiri. Tapi sekarang tantangan terbesar itu gimana caranya nyeritain surfing yang penuh istilah tehnis itu ke pembaca umum. Gimana caranya supaya pembaca buku gue nanti nggak jatuh tertidur dengan suksesnya setelah membaca 2 halaman. Ternyata susah men….

Rajin nulis blog tidak langsung membuat gue lancar bercerita. Tapi serunya disitu. Gimana caranya gue membuat pembaca itu bisa masuk ke pengalaman-pengalaman gue. Yang seru, yang serem, yang sedih, yang takut, karena tidak selamanya perjalanan mencari ombak itu seneng-senengnya aja. Tapi meskipun nggak selalu menyenangkan, selalu ada aja hal-hal yang bisa gue jadikan kenangan manis di tiap trip-nya. Kenangan-kenangan yang sayang untuk dibuang begitu saja. Kenangan yang gue harapkan, bisa mengajak temen-temen yang membaca buku Ocean Melody jadi mengerti, kenapa turis-turis surfer itu mau terbang belasan hingga puluhan jam ke Indonesia, dan memberikan kehormatan itu kepada negara ini : Negara dengan ombak terbaik di dunia 🙂

Ocean Melody sekarang dah ada di toko buku, tapi bagi yang susah menemukannya, bisa beli online di:

• www.bukabuku.com 

www.kutukutubuku.com

• Google book yang bisa diunduh di Google Play, khusus pengguna Android

Ocean Melody – tentang cerita di atas ombak

Screen Shot 2014-11-15 at 11.09.24 AM

Penulis: Gemala Hanafiah

Ukuran: 14 x 20 cm
Tebal: 282 hlm
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-756-8
Harga: Rp53.000,-

“Liburan semester nanti kita mau ngapain, nih?” tanya Ganis.
“Iya, nih, jangan hunting foto lagi, ah. Jangan melakukan hal yang bisa kita lakukan di saat weekend biasa,” sahut saya.
“Gimana kalau kita belajar surfing!” tiba-tiba Eci melontarkan usulnya.
Kami saling pandang. Surfing benar-benar jauh dari bayangan kami saat itu.
“Emang siapa yang sudah pernah belajar surfing? Ada yang yang tahu surfing di mana?” Dengan penuh keraguan saya bertanya.
“Nggak ada! Makanya, yuk, kita coba!”
“Yuk!” Semangat itu langsung menular.
Saya tidak pernah menyangka hidup saya akan berubah hanya karena percakapan singkat tadi. Percakapan yang membawa saya pada sebuah perjalanan. Perjalanan yang membuat saya semakin jatuh cinta pada keindahan Indonesia. Perjalanan yang akhirnya membuat saya berkata, Thank God, I Surf!

==

Gemala Hanafiah telah menjuarai berbagai kompetisi surfing di antaranya 1st Occy’s Grom Comp Malaysia 2010, 3rd Indonesia Surfing Competition 2010, dan 3rd Asian Surfing Competition 2013. Lewat Ocean Melody, Gemala mengajak kita bertualang menikmati pantai dari ujung barat hingga timur Indonesia yang sungguh menakjubkan.

“Ini adalah cerita proses seorang manusia menemukan jati dirinya melalui alam, bukan proses instan sekadar terlihat keren. Dan mimpi adalah kenyataan yang harus diperjuangkan.”
—Riyanni Djangkaru, editor in Chief Divemag Indonesia & host Jejak Petualang.

“Ocean Melody sukses bikin gue mau menjadi seorang pemburu ombak!
—Petra Jebraw, host Jalan-Jalan Men.

Untuk pemesanan online:

• Akun @republikfiski

• www.bukabuku.com