Terdampar di Mentawai – Part 4

Part 1

Part 2

Part 3

“Rumah mereka ini namanya Uma,” sembari menaiki tangga kayu yang terpasang di teras rumah, bang Mochtar kembali menerangkan.

“Banyak babi di kolong rumah, bang.” Putri mengernyitkan muka menahan bau tak sedap yang menguar dari bawah rumah.

“Iya, suku pedalaman ini memang hidup bareng dengan babinya, mereka dilepas bebas di kolong rumah, diberi makan sagu. Nah, sagu itu yang baunya aduai kalau kena basah berhari-hari.”

Continue reading “Terdampar di Mentawai – Part 4”

Terdampar di Mentawai – Part 3

Part 1

Part 2

Dan ternyata, jangankan mandi di sumur, menimba airnya pun kami gagal terus. Setiap kali ember kosong dilempar, setelah ditarik ke atas pun masih tetap kosong, Saya merasa gagal bertahan hidup.

“Gini caranya, embernya usahakan tegak di permukaan air, terus disentak deh
talinya, jadi embernya langsung miring dan airnya masuk sendiri.”akhirnya bang Mochtar mengajari kami.

Continue reading “Terdampar di Mentawai – Part 3”

Terdampar di Mentawai

Terdampar di Mentawai – part 1

Surfer mana yang nggak tahu Mentawai? Bahkan saking bekennya, Mentawai punya julukan sayang dari para surfer : Payground-nya surfing. Yang namanya Playground pastinya tempat bermain super seru. Demikian juga Mentawai, segala macam jenis ombak dari yang sangar bak debt collector sampai yang imut dan gemesin bak chibi-chibi juga ada.

Nggak heran dong kalau Mentawai juga jadi impian saya kala itu. Maka, ketika Putri, sang reporter tv dari program traveling tempat saya freelance beberapa saat lalu telpon dan mengabarkan kalau destinasi berikutnya dari liputan itu ke Mentawai, rasanya seperti terbang ke langit ketujuh

Continue reading “Terdampar di Mentawai”